Menurut Share Social Work Journal, stakeholder engagement merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan dampak positif terhadap keberlanjutan bisnis dikarenakan dapat mengurangi risiko konflik dari masyarakat yang berada di wilayah operasional perusahaan. Stakeholder engagement juga dapat membantu perusahaan dalam menentukan prioritas masalah untuk meningkatkan performa lingkungan, sosial, dan ekonomi melalui program-program tanggung jawab sosial.
Definisi dan Prinsip Stakeholder Engagement
Stakeholder engagement dimaknai sebagai sebuah praktik yang dilakukan oleh perusahaan untuk melibatkan pemangku kepentingan secara positif dalam kegiatan bisnis perusahaan itu sendiri. Sebagai upaya pencapaian keberhasilan dari stakeholder engagement, perusahaan perlu memastikan dengan baik tujuan dari masing-masing pemangku kepentingan, metode yang digunakan dalam melakukan pendekatan, dan output yang dicapai (misalnya dalam bentuk keputusan, rekomendasi, atau kebijakan).
Berdasarkan pedoman ISO 26000:2010, disebutkan bahwa perusahaan perlu (1) mengidentifikasi pemangku kepentingan; (2) melibatkan pemangku kepentingan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan; serta (3) melibatkan pemangku kepentingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program. Lebih lanjut, AA1000SES mengatur secara rinci prinsip-prinsip pelaksanaan stakeholder engagement meliputi:
– Inclusivity, dimana perusahaan secara aktif melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait untuk terlibat dalam sebuah tujuan tertentu;
– Materiality, dimana perusahaan bersama pemangku kepentingan terkait mengidentifikasi prioritas isu atau topik yang dituju;
– Responsiveness, dimana perusahaan melakukan respons atau aktivitas tertentu dari isu yang telah ditetapkan bersama pemangku kepentingan terkait;
– Impact, dimana perusahaan melakukan monitoring dan evaluasi dari aktivitas yang telah dijalankan bersama pemangku kepentingan terkait.
Manfaat Stakeholder Engagement
Menurut Olah Karsa, terdapat setidaknya 3 manfaat dari adanya stakeholder engagement yaitu:
1. Mengarahkan manajemen
Pemangku kepentingan dapat mengumpulkan ide dan data yang menghasilkan rekomendasi sehingga perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan berkelanjutan.
2. Mendukung keuangan dan reputasi
Pemangku kepentingan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan sehingga reputasi dan ekuitas perusahaan pun meningkat.
3. Menjalankan tanggung jawab sosial
Pemangku kepentingan dapat membantu perusahaan untuk mematuhi peraturan-peraturan yang dipersyaratkan mengenai sosial dan lingkungan.
Lingkup Stakeholder Engagement
Dilihat dari posisi, pengaruh, serta kekuatannya, stakeholder (pemangku kepentingan dapat diklasifikasikan berdasarkan peran dan fungsinya masing-masing terhadap perusahaan. Berdasarkan Jurnal Ilmu Komunikasi, stakeholder terbagi menjadi 2 lingkup yaitu:
1. Stakeholder primer
Stakeholder yang memiliki kaitan penting secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Adapun stakeholder primer dalam bisnis perusahaan terdiri dari:
– Pemilik perusahaan (owner);
– Pemegang saham (dewan direksi, kepala eksekutif);
– Karyawan dan manajemen.
2. Stakeholder sekunder
Stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek. Akan tetapi, mereka memiliki kepedulian (concern) dan keprihatinan terhadap suatu isu sehingga mereka bersuara dan akhirnya berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah. Adapun stakeholder sekunder dalam bisnis perusahaan terdiri dari:
– Pelanggan;
– Supplier (distributor);
– Masyarakat luas;
– Kelompok dengan kepentingan khusus (komunitas, LSM);
– Media massa (pers);
– Pemerintah;
– Pengusaha atau badan usaha lain.
Strategi Mengelola Stakeholder Engagement
Pada dasarnya, stakeholder engagement adalah proses dimana suatu perusahaan melibatkan pemangku kepentingan yang mungkin akan bisa terpengaruh oleh keputusan dan juga bisa mempengaruhi keputusan. Berkaitan dengan itu, ada 3 tahapan yang mesti diperhatikan yaitu:
– Analisis pemangku kepentingan;
– Menilai pengaruh dan kepentingan;
– Mengukur tingkat keterlibatan.
Lebih lanjut, untuk menilai pengaruh dan kepentingan dari stakeholder maka dibutuhkan klasifikasi tertentu. Klasifikasi ini penting untuk menentukan metode atau cara apa yang akan dilakukan untuk berkomunikasi dengan stakeholder yang ada. Klasifikasi tersebut dibagi menjadi 4 kelompok yaitu:
1. Low Power-Low Interest: Monitor
Stakeholder di kelompok ini memiliki pengaruh dan kepentingan yang rendah terhadap kegiatan bisnis perusahaan. Dalam hal ini perusahaan hanya perlu untuk memberi informasi umum terhadap masyarakat luas.
2. High Power-Low Interest: Keep Satisfied
Stakeholder di kelompok ini memiliki pengaruh tinggi dan kepentingan yang rendah terhadap kegiatan bisnis perusahaan. Dalam hal ini perusahaan perlu untuk memberi informasi dan konsultasi dengan komunitas/LSM.
3. High Interest-Low Power: Keep Informed
Stakeholder di kelompok ini memiliki kepentingan tinggi dan pengaruh yang rendah terhadap kegiatan bisnis perusahaan. Dalam hal ini perusahaan perlu untuk memberi informasi dan konsultasi dengan media massa dan badan usaha lain.
4. High Interest-High Power: Manage Closely
Stakeholder di kelompok ini memiliki kepentingan dan pengaruh yang tinggi terhadap kegiatan bisnis perusahaan. Dalam hal ini perusahaan perlu untuk memberi informasi, konsultasi, dan kolaborasi dengan pemerintah, pemegang saham, karyawan, pelanggan, dan supplier.
Menurut Kurnia Seruyaningtyas (Director of Operation Enthalphy), proses penyusunan stakeholder engagement dilakukan bersamaan dengan pemetaan sosial sehingga sekaligus bisa dipetakan masalah, potensi, dan stakeholder mana saja yang terlibat dalam proses bisnis suatu perusahaan. Dengan demikian, stakeholder engagement menjadi salah satu dokumen penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam mengembangkan sustainable bussiness.
Enthalphy sebagai perusahaan konsultan lingkungan dan energi siap membantu untuk memberikan arahan pengelolaan pemangku kepentingan sehingga perusahaan dapat beroperasi secara berkelanjutan yang diwujudkan dalam dokumen social mapping dan stakeholder engagement. Untuk informasi lebih lanjut dapat hubungi email contact@enthalphy.com atau telusuri website www.enthalphy.com.